https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Gubernur Bengkulu Minta Pertamina Produksi Bioetanol dari Kelapa Sawi

Gubernur Bengkulu Minta Pertamina Produksi Bioetanol dari Kelapa Sawi

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Bengkulu, kabarsawit.com - PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan produk baru berupa bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran Bioetanol pada bulan Juni ini. Meski begitu, Bioetanol yang rencananya dicampur pada Pertamax (RON 95) masih berasal dari tanaman tebu. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah berharap Bioetanol untuk campuran BBM tersebut bisa berasal dari kelapa sawit.

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah pun
menyambut baik inisiatif PT Pertamina untuk menghadirkan BBM Bioetanol di pasaran. Namun, ia juga mendorong agar Bioetanol yang digunakan tidak hanya terbatas dari tanaman tebu.

Gubernur Rohidin berharap agar Pertamina juga mempertimbangkan penggunaan Bioetanol yang dihasilkan dari kelapa sawit, yang merupakan komoditas unggulan di provinsi Bengkulu.

"Saya berharap PT Pertamina dapat memanfaatkan potensi kelapa sawit yang melimpah di Bengkulu untuk menghasilkan Bioetanol. Selain memberikan alternatif bahan bakar yang lebih berkelanjutan, penggunaan Bioetanol dari kelapa sawit juga dapat memberikan dampak positif bagi petani dan pengusaha kelapa sawit di daerah ini," kata Rohidin, kemarin.

Ia mengaku, penggunaan bioetanol dari tebu untuk BBM telah digunakan oleh Brazil sejak terjadinya krisis minyak di era tahun 1970-an dan hingga kini Brazil mengimplementasikan mandatori bioetanol dari tebu telah mensubstitusi sebanyak 27 persen (E27). Kemudian negara tetangga Indonesia, Thailand juga sukses mengembangkan program bioetanol berbasis singkong.

"Nah Indonesia baru akan mengimplementasikan hal itu juga, karena di negara ini komoditas paling banyak kelapa sawit, tidak ada salahnya memproduksi bioethanol dari kelapa sawit," kata Rohidin..

Menurut Rohidin, batang sawit dapat dijadikan sumber bahan baku bioetanol karena mengandung  pati dan selulosa dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi mencapai 86.03 persen. Selain itu, tandan kosong kelapa sawit (TKKS) juga mengandung selulosa yang cukup tinggi yakni 41.3-46.5 persen, hemiselulosa sebesar 25.3-33.8 persen, dan lignin 27.6- 32.5 persen.

"Kandungan selulosa dan hemiselulosa dalam batang sawit dan TKKS dapat digunakan sebagai sumber gula pereduksi melalui proses kimiawi atau enzimatis dan selanjutnya difermentasikan menjadi bioetanol kelapa sawit," tutupnya.

 

PT Pertamina merespons permintaan Gubernur Bengkulu dengan positif. Mereka menegaskan bahwa akan melibatkan pihak terkait, termasuk petani dan pengusaha kelapa sawit, dalam upaya produksi Bioetanol dari kelapa sawit.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat Bengkulu dan membantu meningkatkan pendapatan petani serta pengusaha di sektor kelapa sawit.