https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Pendapatan Petani Sawit di Bengkulu Rendah, Jauh dari Pekerja Perusahaan

Pendapatan Petani Sawit di Bengkulu Rendah, Jauh dari Pekerja Perusahaan

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal. Foto: Dirgantara

Bengkulu, kabarsawit.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mengungkapkan bahwa pendapatan petani kelapa sawit di Bengkulu masih tergolong rendah. 

Data yang dihimpun menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan bersih petani kelapa sawit hanya mencapai Rp 1,5 juta per bulan. Hal ini berbeda dengan masyarakat yang bekerja di perusahaan kelapa sawit, yang rata-rata mendapatkan penghasilan sebesar Rp 2,74 juta per bulan. 

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengatakan, fenomena tersebut mencerminkan kesenjangan ekonomi yang masih ada di sektor perkebunan kelapa sawit di provinsi Bengkulu.

Menurutnya perbedaan rata-rata pendapatan bersih antara petani kelapa sawit dan pekerja di perusahaan sawit  menunjukkan kondisi ekonomi yang belum merata di sektor perkebunan kelapa sawit.

"Perbedaan pendapatan bersih petani sawit dan pekerja di perusahaan sawit menunjukkan bahwa sektor ini masih terdapat kesenjangan ekonomi dengan petani sawit," kata Win, kemarin.

Menurut Win, kondisi ini mencerminkan kesenjangan ekonomi yang masih ada di sektor perkebunan kelapa sawit di Bengkulu. Para petani kelapa sawit masih mengalami keterbatasan dalam memperoleh pendapatan yang layak, sementara pekerja di perusahaan kelapa sawit mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

"Harusnya petani sawit yang pendapatannya lebih besar dibandingkan pekerja di perusahaan sawit," ujarnya.

Win menjelaskan terdapat faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan pendapatan tersebut. Salah satunya adalah skala produksi yang lebih besar di perusahaan kelapa sawit, sehingga mereka dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. 

 

Sementara itu, petani kelapa sawit memiliki keterbatasan dalam hal teknologi dan modal yang mempengaruhi produktivitas mereka.

"Menurut kami karena perusahaan sawit memiliki skala produksi yang lebih besar dibandingkan petani sawit, sehingga mereka dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi," ungkapnya.

Meski begitu, Win berharap, perbedaan pendapatan antara petani kelapa sawit dan pekerja di perusahaan kelapa sawit merupakan isu yang perlu mendapat perhatian. 

Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan ekonomi yang masih perlu diperbaiki di sektor perkebunan kelapa sawit di Bengkulu.

"Kesenjangan pendapatan antara petani kelapa sawit dan pekerja di perusahaan kelapa sawit merupakan isu yang perlu mendapat perhatian. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan ekonomi yang masih perlu diperbaiki di sektor perkebunan kelapa sawit di Bengkulu," tutupnya.