Medan, kabarsawit.com - Saat ini boikot produk Eropa mulai dilakukan oleh petani kelapa sawit di hampir seluruh wilayah Indonesia. Ini merupakan bentuk protes atas kebijakan EUDR yang dinilai membunuh petani secara perlahan.

Ketua Aspek-PIR Sumatera Utara, Syarifudin, memboikot produk Eropa memang menjadi salah satu langkah untuk memprotes kebijakan tersebut. Namun efeknya dinilai masih rendah dan tidak signifikan terutama untuk menekan perekonomian Eropa 

"Ini hanya move atau gertak sambal saja dari negara penghasil CPO. Tapi kalau negara-negara penghasil CPO ini bersatu sepakat untuk tidak mengirim CPO setetes pun kepada mereka, ini baru tindakan yang serius dan bukan hanya gertak sambal saja," ungkapnya kepada kabarsawit.com, Sabtu (03/6).

Namun sebelum pengiriman CPO itu dihentikan negara penghasil CPO harus menyiapkan advis sebagai konsekwensinya terlebih dahulu. Untuk itu Syafrudin menyarankan agar boikot itu harus diimbangi dengan kampanye bahwa kelapa sawit itu baik.

"Kita kampanyekan kelapa sawit itu baik. Baik untuk lingkungan, kehidupan dan baik untuk menopang perekonomian," bebernya.

"Langkah pertama kita petani kelapa sawit harus tingkatkan pengurusan sertifikat ISPO dan RSPO. Hingga semua lahan kelapa sawit dilengkapi sertifikat itu," imbuhnya.