https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Lelang CPO di KPBN Hampir Sama dengan MDEX Malaysia, Rotterdam dan Dalian Tiongkok

Lelang CPO di KPBN Hampir Sama dengan MDEX Malaysia, Rotterdam dan Dalian Tiongkok

Direktur KPBN, Rahmanto Amin Jatmiko.

Jakarta, kabarsawit.com - Bisa jadi tak banyak yang tahu kalau sesungguhnya PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) telah memenuhi kelayakan menjadi acuan harga, khususnya harga Crude Palm Oil (CPO) dunia.
 
Makanya sejak November tahun lalu, dua perusahaan media Internasional; Reuters dan Bloomberg mau memampangkan angka-angka hasil tender perusahaan yang berdiri sejak tahun 1968 ini di platform system terminal dua media itu, sejajar dengan MDEX malaysia, Rotterdam maupun Dalian Tiongkok. 

"Mekanisme lelang di KPBN itu penjualan internal. Prosesnya transparan dan hasilnya selalu kita publish secara luas. Baik di domestik maupun internasional. Hasil lelang itu kemudian dijadikan price reference (rujukan) secara sukarela oleh berbagai pihak," kata Direktur KPBN, Rahmanto Amin Jatmiko saat berbincang dengan kabarsawit.com, jelang siang kemarin.

Kalau kemudian harga yang dihasilkan dalam lelang KPBN kata lelaki 50 tahun ini relatif lebih rendah ketimbang MDEX Malaysia, itu murni cerminan dari harga CPO di Indonesia. 

"Harga CPO Indonesia itu kan enggak hanya dikenai Bea Keluar (BK), tapi juga Pungutan Ekspor (PE). Belum lagi Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) yang di Malaysia, yang semacam ini enggak ada," urai lelaki yang pernah menjabat berbagai direktur di perusahaan multinasional Unilever dan Danone ini. 

Rahmanto mengambil contoh MDEX Malaysia lantaran kedua tempat lelang ini adalah sama-sama menghasilkan harga produsen Free on Board (FOB).   

Beda dengan harga pasar Rotterdam yang mengacu pada harga trader ditambah harga logistik Cost, Insurance and Freight (CIF) dari Malaysia dan Indonesia. 

"Di Rotterdam, enggak ada bursa dan pasar lelang, lho. Intinya sih, KPBN itu adalah platform lelang, jadi kita enggak "punya cukup daya" melakukan intervensi pasar untuk membuat harga naik atau turun," lelaki kelahiran Klaten, Jawa Tengah (Jateng) ini mengingatkan.