https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

SYL Ajak Perusahaan Besar Sawit Integrasi Ternak Sapi

SYL Ajak Perusahaan Besar Sawit Integrasi Ternak Sapi

Ilustrasi-perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak, Riau. Foto Sahril

Jakarta, kabarsawit.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta agar perusahaan besar kelapa sawit melakukan integrasi dengan ternak sapi baik secara langsung oleh perusahaan, maupun melalui kemitraan dengan peternak di sekitarnya.

Hal tersebut disampaikannya saat panen pedet dan Kick Off SISKA KU INTIP (Sistim Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma) di lokasi SISKA Ranch PT Buana Karya Bhakti, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, tiga hari lalu.

"Kemitraan usaha inti-plasma dalam integrasi sapi-sawit akan mampu mendukung peningkatan populasi dan produksi sapi potong di dalam negeri," kata Syahrul melalui keterangan resminya.

Menurut Mentan, sistim integrasi sapi-sawit dan kemitraan yang dilakukan di Kalimantan Selatan adalah contoh kerja sama saling menguntungkan antara pengusaha kelapa sawit dengan para peternak di sekitarnya yang dapat direplikasi di provinsi lainnya.

“Saya mengimbau kepada para pemilik perusahaan perkebunan sawit lainnya yang belum melaksanakan integrasi sapi-sawit untuk segera bergabung dan dapat dilakukan melalui kemitraan dengan peternak sekitarnya,” kata dia.

Dia melanjutkan, Indonesia memiliki perkebunan sawit yang luasnya mencapai 16,38 juta Ha. Jika dimanfaatkan 20 persen saja untuk pengembangan ternak sapi, maka akan menghasilkan kurang lebih 1,6 juta ekor sapi.

“Jika integrasi sapi-sawit dan kemitraan ini bisa berjalan dengan baik, maka tentunya akan mendukung peningkatan populasi dan produksi sapi potong di dalam negeri dan mewujudkan pertanian perkelanjutan,” tandasnya.

“Saya sangat mengapresiasi kepada Bapak Gubernur Kalimantan Selatan beserta jajarannya, dengan komitmennya yang tinggi telah mewajibkan pengusaha perkebunan sawit untuk melakukan integrasi sapi sawit atau bermitra dengan peternak sekitarnya. Hasil dari integrasi ini luar biasa, ternyata mampu menghasilkan sapi-sapi yang berkualitas dan pertumbuhan sawit-sawit di sini juga bagus," imbuhnya. 

 

Sementara, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menambahkan, SISKA merupakan program nasional yang dengan konsep menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak sapi tanpa mengurangi aktifitas dan produktifitas tanaman.

Nasrullah menjelaskan, sistim usaha integrasi sapi sawit ini akan memberikan tambahan keuntungan bagi perusahaan dan juga berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan peternak di sekitar perkebunan karena peternak dapat memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk pakan ternak. Sedangkan perusahaan sawit dapat memanfaatkan kotoran ternak untuk pupuk tanaman.

"Dengan sistim integrasi sapi sawit ini, penggunaan herbisida dan pupuk anorganik dapat dikurangi sekitar 30 persen, sehingga mengurangi biaya produksi dan menjadikan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Selain itu integrasi sapi sawit juga dapat menjadi alternatif sumber pendapatan saat dilakukan replanting atau peremajaan sawit rakyat (PSR)," tukasnya.

Nasrullah menyebutkan, pola pengembangan SISKA KU INTIP itu terbukti efektif dan efisien karena mengoptimalkan sumber daya perkebunan sawit sebagai penyedia pakan yang murah. 

“Pola pengembangan ini juga mendukung sistim pertanian berkelanjutan karena terbukti berdampak positif secara sosial, ekonomi dan lingkungan (green economy),” pungkasnya.