https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Pupuk Naik Lagi, Petani Sawit Ngelus Dada

Pupuk Naik Lagi, Petani Sawit Ngelus Dada

Kios jual pupuk non subsidi di Bengkulu.

Bengkulu, kabarsawit.com - Harga pupuk non subsidi di Provinsi Bengkulu naik hingga Rp50 ribu per sak kemasan 50 kilogram. Alhasil, sejumlah petani kelapa sawit di daerah hanya sanggup mengelus dada.

Petani sawit di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tomi (28) mengatakan harga pupuk di daerahnya tercatat naik hingga Rp50 ribu per kemasannya.

Kenaikan itu membuatnya memilih untuk menunda melakukan pemupukan di lahan seluas dua hektare miliknya.

"Kemarin tanya begitu, kirain turun eh ternyata naik sampai Rp50 ribu per kemasannya. Jadi terpaksa tunda dulu pemupukan," kata dia, kemarin.

Di toko pupuk resmi, kata Tomi, terpantau kenaikan NPK Mutiara menjadi yang paling tinggi. Untuk kemasan 50 kilogram, pupuk ini dijual Rp980 dalam dua pekan terakhir yang hanya Rp940 per kemasannya.

Kemudian TSP, pupuk yang terkenal akan kandungan kandungan fosfor (P) paling tinggi ini dibanderol Rp550 ribu per 50 Kg, dari sebelumnya yang hanya Rp530 ribu saja.

Lalu Phonska, yang dikenal sebagai pupuk majemuk ini harganya juga naik menjadi Rp380 ribu dari sebelumnya Rp365 ribu. 

Pupuk Urea tak ketinggalan. Pupuk produki PT Pupuk Indonesia ini mengalami kenaikan Rp15 ribu per kemasannya di mana sekarang harganya mencapai Rp1 juta.

Sementara itu, disampaikan penjual pupuk non subsidi, Yusuf Sugiatno (29), kenaikan harga pupuk ini dipicu penurunan jumlah produksi dari pabrikan.

"Saat ini distribusinya dikurangi, dari biasanya hingga satu ton per merk pupuk, sekarang hanya 700 kilogram saja," ujarnya.

Ia mengaku menjual dua jenis pupuk non subsidi yakni NPK dan Urea. Kendati harganya naik, Yusuf mengungkap masih banyak petani yang membeli.

"Rerata pembeliannya petani besar yang belinya itu sampai satu bak mobil kecil. Sementara kalau yang hanya satu sampai dua hektare, jarang beli pupuk ini," kata Yusuf.