https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Warga Bengkulu Tengah Tuntut Pengembalian 600 Hektare eks HGU PT BRI

Warga Bengkulu Tengah Tuntut Pengembalian 600 Hektare eks HGU PT BRI

Lahan perkebunan bekas HGU PT BRI.

Bengkulu, kabarsawit.com - Bekas lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik pabrik perkebunan kelapa sawit PT Bumi Rafflesia Indah (BRI) di Kabupaten Bengkulu Tengah seluas 1.000 hektare telah habis masanya sejak 2019 dan tidak diperpanjang.

Saat ini lahan tersebut sudah terlantar dan masuk dalam inventaris Badan Bank Tanah. Nantinya eks HGU akan diplot untuk pembangunan seluas 398 hektare, dan 602 hektare lagi, masuk program redistribusi atau dikembalikan kepada warga sekitar.

Namun pada kenyataannya hal tersebut belum kunjung terealisasi, sehingga 250 orang masyarakat Desa Tengah Padang, Pulau Panggung, Jayakarta di Kecamatan Talang Empat Bengkulu Tengah, melakukan audiensi sekaligus reses Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dapil Bengkulu, Irwan Eriadi, Sabtu (4/3).

Lamsahidin, perwakilan masyarakat mengatakan pihaknya meminta dukungan Anggota DPRD agar redistribusi HGU PT BRI dapat segera direalisasikan.

"Kami takutkan ini menjadi polemik, di saat lahan dalam kondisi terlantar, bisa saja dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab. Untuk itu kami masyarakat meminta agar pengembalian hak warga atas tanah segera terwujud," kata dia kemarin.

Dia menambahkan telah berkali-kali melalui tahapan audiensi. Sejak tahun 2020 sudah dipertemukan antara PT BRI dengan Pemda dan BPN dan berjanji akan mengembalikan tanah yang masuk dalam HGU kepada masyarakat. 

Terlebih dalam pendaftaran HGU tahun 1994, masyarakat mengaku tidak pernah menjual lahannya kepada PT BRI.

"Karena pada dasarnya dari tahun 94 warga tidak pernah melakukan proses jual beli 1 rupiah pun," ujarnya.

Menanggapi hal ini, Irwan mengaku akan memfasilitasi tuntutan masyarakat. Sehingga dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang perwakilan PT BRI dan masyarakat untuk melakukan klarifikasi.

"Kami siap mendampingi warga Desa Tengah Padang dan sekitarnya. Di sini juga dihadirkan perwakilan dari PT BRI untuk mendengar hasil reses dan keluhan masyarakat ini," ujarnya.

Selain itu Irwan mengungkap pihaknya sudah pernah melakukan kunjungan ke PT BRI langsung dan sempat dibahas, mereka menyatakan akan melakukan upaya lebih lanjut terkait hal tersebut. 

"Saya kira ada baiknya mari kita duduk bersama dan diskusikan lagi lahan mana saja yang harus kita petakan dan kita urus sengketanya agar selesai," demikian Irwan.