https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Petani Seluma Lebih Kepincut ke RAM Dibanding Lain

Petani Seluma Lebih Kepincut ke RAM Dibanding Lain

Ilustrasi-truk pengangkut TBS sawit.

Bengkulu, kabarsawit.com - Petani kelapa sawit di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu kebanyakan menjual hasil panen melalui RAM sawit. Salah satu lokasi favorit yakni RAM Padang Pelasan.

Salah seorang petani Yudi mengatakan RAM menjadi alternatif baginya karena lokasinya yang lebih dekat dengan perkebunannya. Selain itu, RAM tidak akan menyortir tandan buah segar dan mengembalikan buah yang tidak sesuai dengan kriteria.

"Melalui RAM ini, cara belinya sama seperti yang biasa dilakukan oleh perusahaan pengolah kelapa sawit. Jadi lebih akurat dan masuk perhitungan dari pada jual ke toke," kata Yudi kepada kabarsawit.com, Sabtu.

"Dengan menjual ke agen, kami tidak mengeluarkan biaya transportasi untuk sampai ke perusahaan," imbuhnya.

Petani merasa terbantu dengan menjual TBS ke RAM Padang Pelasan karena terlihat mudah, dan cepat, begitu sampai langsung ditimbang kemudian dibongkar oleh pekerja RAM, seterusnya kendaraan ditimbang kembali untuk mengetahui bobot asli TBS-nya. 

"Setelah itu tidak berselang lama sekitar 3-5 menit langsung menerima bayaran. Hanya ada potongan harga sebesar 5 persen dari total yang ditimbang," kata Yudi 

Pengelola RAM Padang Pelasan, Sarip (60) mengatakan RAM ini cukup banyak diminati petani dan menjadi alternatif daripada harus menjual ke toke sawit. 

"Di RAM ini hanya ada potongan sebesar 5 persen, itu karena tandan sawit yang dipotong oleh pabrik. Potongan kami di pabrik sama dengan di RAM yakni 5 persen. Tidak ada potongan lain," kata Sarip.

Potongan itu sendiri digunakan untuk menggaji karyawan RAM karena selama ini tidak ada upah dari pemilik atau petani yang mengantar sawitnya ke sini lokasi RAM

RAM Padang Pelasan sendiri dibuka hampir setiap hari, mulai dari pukul 08.30 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Setidaknya ada dua RAM yang saat ini memasok TBS milik petani yakni di Padang Pelasan dan Babatan. 

"Kami menerima buah bukan hanya dari kawasan ini saja, tetapi dari manapun dia tetap diterima terutama petani yang langsung mengatarnya," imbuhnya.

Kemudian jika di dalam tumpukan TBS yang diantar ke RAM terdapat buah mentah atau tandan ukuran kecil seperti buah pasir, maka pengelola akan mengembalikan ke petani. 

"Jika ditemui buah ukuran tandannya kecil atau di bawah standar, maka dikatakan dengan pemilik atau pengantarnya bahwa buah tersebut tidak masuk ukuran. Mau dibawa pulang silahkan, dan mau dijual ke sini juga silahkan tetapi harganya rendah," kata Sarip.
 
Misalnya, harga TBS saat ini di kisaran Rp2.300 per kilogram, untuk tandan ukuran kecil hanya dihargai Rp1.000 per kilogram. "Tapi kalau buah mentah kali, mungkin setiap toke pun akan menolaknya," pungkasnya.