Kementan Tinjau Ulang Modul Pelatihan untuk Tingkatkan SDM Perkebunan Kelapa Sawit Nasional
Jakarta, kabarsawit.com – Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia tengah melakukan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor perkebunan kelapa sawit melalui kajian ulang terhadap modul pelatihan yang ada. Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat daya saing perkebunan kelapa sawit nasional, terutama dalam menghadapi persaingan global dan memenuhi tuntutan praktik perkebunan yang berkelanjutan.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Heru Tri Widarto, menyatakan bahwa peninjauan modul ini berfokus pada peningkatan kompetensi teknis pekerja, mulai dari tahap budidaya, pemeliharaan, hingga pengelolaan hasil panen kelapa sawit. "Kita tidak hanya berfokus pada produktivitas, tetapi juga pada penerapan praktik perkebunan yang ramah lingkungan. SDM yang kompeten adalah kunci untuk mencapai keberlanjutan tersebut," jelasnya dalam keterangan resmi.
Sebagai langkah awal, Direktorat Jenderal Perkebunan, melalui Tim Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS), mengadakan Workshop Review Modul Pelatihan SDMPKS yang melibatkan tim ahli dari akademisi dan praktisi industri. Workshop ini juga dihadiri Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Mohammad Alfansyah, dan Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro, selaku Ketua Harian Tim Pengembangan SDMPKS.
Hendratmojo menyampaikan bahwa kerja sama pengembangan SDMPKS dengan lembaga pelatihan telah berjalan sejak 2021. “Dalam pelaksanaan pelatihan, modul perlu disesuaikan dengan regulasi terbaru dan teknologi mutakhir dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit,” ungkapnya. Ia juga merinci pencapaian Rekomendasi Teknis (Rekomtek) 2024, yang telah diterbitkan untuk 3.291 peserta, dengan tambahan yang masih dalam proses verifikasi. Modul yang diperbarui ini diharapkan siap untuk pelatihan pada 2025.
Mohammad Alfansyah menambahkan, dana yang dikumpulkan BPDPKS dari ekspor minyak sawit mentah (CPO) digunakan untuk pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit, termasuk pelatihan bagi petani, keluarga petani, dan masyarakat sekitar perkebunan. “Nantinya, hasil pelatihan ini diharapkan dapat mendorong kemajuan sektor kelapa sawit di Indonesia,” ujarnya.
Dengan modul pelatihan baru, Bagus berharap teknologi yang lebih modern dan ramah lingkungan dapat diterapkan, sehingga produksi kelapa sawit Indonesia semakin kompetitif di pasar internasional. "Program pengembangan SDM ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama kelapa sawit dunia dan menjawab isu lingkungan yang sering menjadi sorotan internasional," tutupnya.