Teknologi Rekayasa Cuaca Unggul dalam Pencegahan Karhutla di Perkebunan Sawit
Jakarta, kabarsawit.com – Direktorat Jenderal Perkebunan (ditjenbun) Kementerian Pertanian (kementan) menggelar workshop bertajuk “Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Upaya Mencegah Kebakaran Lahan dan Meningkatkan Produktivitas Perkebunan” di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari Program BioCarbon Fund Initiative for Sustainable Forest Landscapes (BioCF-ISFL) yang berasal dari Hibah Bank Dunia.
Workshop ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada stakeholder usaha perkebunan, khususnya dinas perkebunan dan perusahaan perkebunan, dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui penerapan teknologi rekayasa cuaca.
“Diharapkan workshop ini dapat menjadi panduan bagi pihak terkait dalam penerapan kebijakan dan praktik pertanian yang ramah lingkungan, khususnya pada sektor perkebunan kelapa sawit. Kesuksesan penerapan teknologi rekayasa cuaca diharapkan akan memberikan manfaat peningkatan produktivitas usaha perkebunan kelapa sawit dan mengurangi resiko terhadap ancaman kebakaran lahan di masa depan,” jelas Direktur Perlindungan Perkebunan Ditjenbun, Hendratmojo Bagus Hudoro, dalam siaran pers dikutip Sabtu (24/8).
Hadir menjadi narasumber, Heri Budi Wibowo dan Djoko Goenawan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Keduanya membahas tentang Teknologi Rekayasa Cuaca untuk mengatasi kekeringan dan kebakakaran di kebun sawit. Teknologi berbasis penggunaan drone ini dirancang untuk mengatasi kekeringan yang sering memicu kebakaran dengan menciptakan hujan buatan melalui proses penyemaian awan.
"Dengan menggabungkan ilmu pengetahuan terkini, kerja sama antarsektor, dan teknologi inovatif, Ditjenbun berupaya keras untuk mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi oleh industri sawit, sekaligus memastikan keberlanjutan dan keamanan lingkungan hidup dan ekonomi nasional," paparnya.
Menurut Pj Bupati Muaro Jambi, Raden Najmi, Jambi merupakan salah satu dari sepuluh besar provinsi produsen utama kelapa sawit di Indonesia. “Karena itu kita perlu meningkatkan manajemen perkebunan untuk mendukung pembangunan perkebunan yang berkelanjutan dan mengurangi insiden karhutla,” katanya.
Sejalan dengan semangat keberlanjutan dan konservasi lingkungan, harapan ke depannya workshop ini dapat menjadi panduan bagi pihak terkait dalam penerapan kebijakan dan praktik pertanian khusus pada sektor perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan.
Pada kesempatan berbeda, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, terus menekankan betapa pentingnya memperbaiki tata kelola perkebunan kelapa sawit dengan menjaga keberlanjutan lingkungan karena kelapa sawit memiliki peran penting dalam ekonomi nasional dan pembangunan.
"Perkebunan kelapa sawit dihadapkan pada beberapa tantangan besar. Selain karhutla yang sering terjadi terutama saat pembukaan lahan, juga produktivitasnya masih harus dioptimalkan," pungkasnya.