https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Riau Tertinggi dalam Harga TBS Nasional, Siapa yang Terendah?

Riau Tertinggi dalam Harga TBS Nasional, Siapa yang Terendah?

Jakarta, kabarsawit.com - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mencatat, untuk periode 5-11 Agustus 2024, Provinsi Riau menempati posisi puncak dalam daftar harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit se-Indonesia. 

Harga TBS untuk mitra plasma di Riau tercatat sebesar Rp 3.097/kg, diikuti oleh Sumatera Utara sebesar Rp 3.093/kg, dan Sumatera Barat Rp 3.079/kg.

Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr Gulat ME Manurung, mengungkapkan bahwa posisi Riau sebagai provinsi dengan harga TBS tertinggi menunjukkan keberhasilan pengelolaan perkebunan kelapa sawit di provinsi tersebut. 

“Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah, pemangku kepentingan, dan para petani yang konsisten menjaga kualitas dan kuantitas produksi,” ujar Gulat, kemarin.

Selain Riau, provinsi lain yang juga mencatat harga TBS yang cukup kompetitif adalah Jambi dengan harga Rp 3.031/kg dan Kalimantan Barat sebesar Rp 2.836/kg. 

Papua Barat menempati posisi terbawah dengan harga TBS hanya sebesar Rp 2.248/kg. Tampak sekali adanya kesenjangan harga TBS antar wilayah di Indonesia. "Ini perlu menjadi perhatian serius untuk menciptakan pemerataan ekonomi di sektor perkebunan sawit," kata Gulat.

Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa rata-rata harga TBS di 22 provinsi yang dipantau Apkasindo adalah Rp 2.661/kg untuk mitra plasma, Rp 3.026/kg untuk mitra swadaya, dan Rp 2.373/kg untuk petani swadaya non mitra. 

"Harga ini masih berada di atas Harga Pokok Produksi (HPP) yang berkisar antara Rp 1.850 hingga Rp 2.000/kg, menunjukkan adanya peluang keuntungan bagi para petani sawit," tambahnya.

Harga yang fluktuatif ini, menurutnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk kualitas produksi, akses pasar, serta dukungan kebijakan dari pemerintah pusat dan daerah. Ia juga menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas petani dalam mengelola perkebunan secara lebih efisien dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan keuntungan.

Gulat berharap agar harga TBS yang lebih stabil dan menguntungkan dapat tercapai di seluruh provinsi di Indonesia sehingga kesejahteraan petani sawit dapat meningkat secara merata. 

"Kami akan terus mendorong upaya peningkatan kualitas dan efisiensi dalam produksi sawit agar seluruh petani, tidak hanya di Riau atau Sumatera, tetapi di seluruh Indonesia, dapat merasakan manfaat yang lebih besar dari industri ini," pungkasnya.