Kalbar, kabarsawit.com - Aspek-PIR Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar Workshop Usaha Kecil Mikro dan Koperasi (UKMK) Kewirausahaan Petani Sawit Milenial di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Acara yang digelar di Serantung Waterpark, Sintang sejak 29 Juli 2024 lalu itu juga dihadiri Wakil Bupati Sintang, Melkianus.

Melkianus berharap perbankan dapat mendukung petani kelapa sawit millenial. Salah satunya dengan cara membantu menggelontorkan modal untuk UKMK yang tengah dirintis.

Melkianus yakin pihak perbankan juga akan untung sebab prospek pekerja swasta terlebih perkebunan kelapa sawit lebih bagus ketimbang pegawai negeri.

"Saya harap perbankan tidak ragu, petani prospeknya lebih baik ketimbang kemi pegawai negeri. Malah gaji mereka lebih besar dibanding kami," ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.

Menurutnya, kegiatan yang dibikin Aspel-PIR Kalbar ini positif dan sangat bermanfaat. Dimana peserta dapat mengasah kemampuan serta berinovasi dalam memanfaatkan tanaman kelapa sawit.

"Ini akan berdampak baik bagi petani. Terlebih ada pendampingan dan pembinaan dari Aspel-PIR Kalbar," bebernya.

Peluang ekonomi di perkebunan kelapa sawit kata Melki sangat terbuka lebar. Dimana petani tidak hanya mengandalkan hasil produksi, namun petani dapat memanfaatkan hingga menghasilkan produk-produk hilir kelapa sawit yang bernilai ekonomis.

"Kabupaten Sintang menjadi salah satu wilayah perbatasan dengan Malaysia yang memiliki 46 perusahaan kelapa sawit dengan 12 unit PKS. Jadi petani jangan hanya jadi penonton, namun ikut terjun berinovasi hingga menghasilkan produk hilir yang dapat menambah pundi-pundi rupiah bagi keluarga," tandasnya.