https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Ini Penyebab Harga Sawit Pessel Selalu Rendah

Ini Penyebab Harga Sawit Pessel Selalu Rendah

Ilustrasi TBS sawit, foto : Dok kabarsawit

Padang, kabarsawit.com – Sejak dulu harga sawit di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Sumatera Barat selalu lebih rendah dibandingkan harga di daerah lain di Sumatera Barat. Mengapa?

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya. Menurut Novermal, salah satu anggota DPRD Pessel, seperti disebabkan kurangnya pabrik produksi kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di wilayah tersebut. Hingga saat ini, hanya 5 PKS yang ada di Pessel.

"Pengaruh lain terkait dengan rendemen TBS di kebun, yang tidak diperhitungkan. Yaitu, di wilayah dari Surantih sampai Lunang Silaut tidak akan diperhitungkan sebagai dasar penetapan harga" jelasnya Kamis (5/10).

Tidak hanya itu, masuknya harga cangkang juga menjadi alasan rendahnya harga TBS. Ditambah biaya langsung dan tidak langsung yang perlu diaudit.

"Pessel juga tidak punya tim penetapan harga yang dibentuk oleh Pemda Pessel, seperti tim penetapan harga yang dibentuk oleh Pemerintah Sumbar untuk kebun plasma atau mitra," tambahnya.

Perhatikan bahwa harga minyak sawit Pessel saat ini berkisar antara Rp 1.800-2.040 per kg. Di daerah lain, seperti Sijunjung, harganya Rp 2.200 per kg.

Selain itu, dibandingkan dengan harga yang ditetapkan, perbedaannya cukup banyak. Untuk harga minggu ini yaitu Rp 2.483/kg.

Novermal mengatakan Pessel punya 41 ribu hektar kebun swadaya atau kebun rakyat dan 36 ribu hektar kebun perusahaan / HGU. Saat ini hanya terdapat 5 pabrik milik Kemilau Grup 2 pabrik dan 3 pabrik milik grup Incasri Raya Grup.

"Secara khusus, tidak ada pabrik di wilayah Surantih ke Air Haji yang seluas 10 ribu hektare. Ada 1 izin yang dikeluarkan Pemda Pessel, namun selama ini pabrik tersebut belum dibangun,” jelasnya.

Selanjutnya, berdasarkan areal kebun swadaya tadi, diperkirakan seperempat warga Pessel tinggal di sektor perkebunan kelapa sawit. Karena itu, menurutnya, jika harga kebun swadaya TBS ditetapkan secara proporsional, tergantung pada imbal hasil dan elemen dasar penetapan harga lainnya, masalah ekonomi Pessel teratasi sebesar 25%.

"Saya berharap pemda di Pessel berusaha mencari tahu bagaimana harga TBS kelapa sawit perkebunan swadaya Pessel sama dengan harga TBS Si Junjung. Jangan sampai ada lagi TBS Pessel yang ke Sijunjung,” tutupnya.