https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Kelewat Mahal dari Kenaikan Sawit, Segini Harga Beras di Bengkulu

Kelewat Mahal dari Kenaikan Sawit, Segini Harga Beras di Bengkulu

Pedagang sembako di pasar tradisional, foto : ist

Bengkulu, kabarsawit.com - Para petani kelapa sawit di Bengkulu menahan kenaikan harga beras akibat musim kemarau. Saat ini, harga beras di Bengkulu telah mencapai Rp 20.000 per kilogram, harga ini naik Rp 6.000 dibandingkan dengan harga sebelum musim kemarau.

Kenaikan harga yang tajam ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat, termasuk petani kelapa sawit. Kenaikan harga beras menyebabkan peningkatan pengeluaran rumah tangga. Ditambah lagi pendapatan mereka sama saja.

Edy Mashury, Ketua Aliansi Petani Kelapa Sawit Indonesia (FPKSI) Bengkulu, mengatakan bahwa kenaikan harga beras yang tajam ini sangat membebani para petani kelapa sawit. Hal ini dikarenakan beras merupakan makanan pokok yang tidak dapat ditinggalkan.

"Harga beras bisa naik hingga Rp 6.000 per kilogram sementara harga kelapa sawit hanya naik Rp 200 per kilogram. Jadi meskipun pendapatan dari panen kelapa sawit meningkat, petani tidak merasakan dampaknya karena kenaikan harga beras jauh lebih tinggi," ujar Edy pada hari Jumat (29/9).

Musim kemarau di Bengkulu menjadi penyebab utama kenaikan harga beras, karena pada musim kemarau, hasil panen padi berkurang sehingga pasokannya pun berkurang.

“Harga beras bisa naik secara signifikan hanya karena ada kekeringan di Bengkulu. Ini menggambarkan perbedaan yang mencolok dalam dampak kekeringan terhadap berbagai produk pertanian di Bengkulu,” lanjutnya.

Tidak seperti beras, kenaikan harga minyak kelapa sawit tidak terlalu terasa meskipun terjadi penurunan produksi tandan buah segar (TBS) di Bengkulu efek musim kemarau. “Walaupun pasokan TBS ke PKS berkurang karena hasil panen yang lebih rendah, kenaikan harga minyak kelapa sawit hanya sekitar Rp 200 per kilogram. Berarti kenaikan harga beras sangat tidak proporsional dibandingkan dengan kenaikan harga minyak kelapa sawit,” tandasnya.

“Kenaikan harga beras tidak sebanding dengan kenaikan harga minyak kelapa sawit. Perlu tindakan nyata dan kerja sama dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi situasi ini. Solusi jangka panjang juga perlu untuk menjaga stok beras dan memastikan bahwa harga tidak tersendat dalam menghadapi peningkatan kejadian cuaca ekstrem," lanjutnya.