Walau Produksi Sawit Menurun, Harga Sawit Malah Naik
Bengkulu, kabarsawit.com - Prof Kamaludin, seorang pengamat ekonomi dari Bengkulu, berpendapat bahwa musim kemarau yang panjang bisa membuat harga TBS kelapa sawit lebih tinggi walaupun hasil panennya lebih rendah.
Penurunan ini menyebabkan ketidakpastian pasokan minyak sawit ke pasar global. Beberapa produsen besar juga mulai merasakan tekanan untuk mempertahankan pasokan.
“Banyak produsen minyak kelapa sawit berada di bawah tekanan karena produksi CPO yang lebih rendah. Tapi ini bisa berdampak positif pada harga minyak sawit secara jangka panjang,” terang Kamaludin, kemarin.
Kenaikan harga minyak kelapa sawit di pasar komoditas mungkin saja terjadi. Sebagai komoditas penting dalam industri makanan dan bahan bakar, fluktuasi harga minyak kelapa sawit dapat menimbulkan dampak yang luas.
"Jika musim kemarau terus berlanjut hingga November, harga minyak sawit kemungkinan besar akan naik. Saat ini, harga TBS kelapa sawit telah mencapai Rp 2.000 per kilogram di Ram," tuturnya.
Para produsen minyak kelapa sawit di negara-negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia sedang mencari solusi untuk mengatasi dampak musim kemarau ini. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan saat ini adalah meningkatkan efisiensi produksi.
“Para produsen minyak kelapa sawit sedang berjuang untuk memenuhi permintaan global. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan saat ini adalah meningkatkan efisiensi produksi," pungkasnya.