Kemarau Tiba, Kebun Sawit Harus Terus Dirawat
Bengkulu, kabarsawit.com - Para petani kelapa sawit di Bengkulu diminta untuk terus merawat tanaman mereka karena musim kemarau telah tiba. Perkebunan kelapa sawit yang tidak terawat sangat rentan rusak.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan penurunan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terjadi pada musim kemarau seperti sekarang ini di hampir semua daerah. Namun demikian, penurunan produksi buah kelapa sawit bukanlah alasan bagi para petani untuk berhenti merawat kebun mereka.
“Kami sadar faktor cuaca yang tidak menentu dapat mempengaruhi produksi kelapa sawit. Namun, saya ingin menyampaikan kepada para petani bahwa merawat kebun adalah kunci untuk menjaga produktivitas kelapa sawi,” pesannya, Jumat (15/9).
Rohidin memperingatkan bahaya yang dapat timbul jika perkebunan kelapa sawit dibiarkan tanpa perawatan selama musim kemarau panjang. Salah satunya adalah meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, yang dapat merusak lingkungan dan ekonomi.
"Tidak hanya mengurangi hasil panen, tapi juga membuat lahan lebih rentan terhadap kebakaran jika dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, ranting dan daun yang kering harus disingkirkan dari perkebunan,” ucapnya.
Ia juga mendesak para petani kelapa sawit untuk mengadopsi praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan. Hal ini termasuk penggunaan pupuk organik dan teknik reboisasi yang ramah lingkungan untuk menjaga kestabilan lingkungan di sekitar perkebunan kelapa sawit.
“Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan sektor kelapa sawit. Saya percaya dengan kerja sama yang erat antara pemerintah dan petani, kita bisa mengatasi tantangan-tantangan ini dan memastikan masa depan yang cerah bagi industri kelapa sawit di Bengkulu," tutupnya.