Bengkulu, kabarsawit.com - Di Provinsi Bengkulu, warga diminta untuk memperhatikan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Sampai Juli 2023, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu melaporkan 261 kasus DBD di 10 kabupaten/kota di Bengkulu. Kabupaten Bengkulu Utara memegang kasus tertinggi yaitu 62 kasus, dan Kabupaten Kaur memiliki kasus terrendah dengan hanya 3 kasus.

Nyamuk Aedes aegypti, penyebar DBD, berkembang biak dengan cepat karena cuaca yang berubah-ubah di Bengkulu. Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Herwan Antoni mengimbau masyarakat untuk membersihkan lingkungan rumah mereka.

“Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari sampah dan barang bekas yang dapat menampung air di sekitar rumah, karena dapat menyebabkan sarang nyamuk aedes aegypti,” terang Herwan, kemarin.

Selain itu, masyarakat diminta untuk mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air, dan sering-sering menguras bak mandi. Mereka juga diminta untuk menempatkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

“Disarankan agar petani sawit menggunakan lotion anti nyamuk saat bekerja di kebun. Ini membantu mereka menghindari gigitan nyamuk saat bekerja di kebun,” ucap Herwan menyarankan.

Herwan mengatakan bahwa mereka harus mengantisipasi kasus DBD menyebar di kalangan petani sawit. Oleh karena itu, mereka diminta untuk menggunakan lotion anti nyamuk saat bekerja di kebun untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus DBD.

Menurutnya, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung kesehatan petani, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu telah menyiapkan stok lotion anti nyamuk yang akan diberikan kepada petani sawit secara gratis.

“Jadi lotion anti nyamuk ini dapat diakses dengan mudah oleh semua petani, kami akan kerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam distribusi lotion ini,” tuturnya.