Petani Sawit Keluhkan Harga Pupuk yang Mahal, Arnop : Pemupukan Tidak Setiap Hari!
Bengkulu, kabarsawit.com - Dengan harga pupuk kimia yang terus meningkat, petani kelapa sawit harus berhati-hati saat menggunakannya. Dengan dosis yang tepat, biaya pemupukan tidak akan terlalu mahal.
”Petani kelapa sawit mengeluh tentang mahalnya pupuk kimia setelah kuota subsidi pemerintah dicabut, padahal pemupukan tidak dilakukan setiap hari, tapi dilakukan dua kali setahun,” kata Arnop Wardin, Wakil Ketua Kadin Provinsi Bengkulu.
“Petani kelapa sawit harus pandai membagi pupuk ke setiap tanaman, karena tidak setiap hari diberi pupuk, tetapi dua kali setahun. berdasarkan perhitungan kami, satu hektar sawit memerlukan 136 kilogram dalam setahun untuk tanaman di bawah tiga tahun,” jelasnya, Kamis (3/8).
Arnop menjelaskan setiap pohon kelapa sawit hanya membutuhkan 0,4 hingga 0,6 kg pupuk. Meskipun demikian, pohon kelapa sawit membutuhkan pupuk sebanyak 680 kilogram per tahun jika usianya lebih dari tiga tahun. Dengan kata lain, setiap pohon kelapa sawit membutuhkan dua hingga dua setengah kilogram pupuk selama dua kali pemupukan.
Menurutnya, kebutuhan ideal pupuk adalah 680 kilogram. Jika harga pupuk urea saat ini mencapai Rp 6 ribu per kilogram, petani hanya akan mengeluarkan Rp 4 jutaan per tahun.
“Biaya pupuk 4 juta rupiah per tahun bukanlah jumlah yang signifikan bagi petani sawit. Masih cukup di kantong," katanya.
Dia melanjutkan, petani dapat memperoleh Rp 1,2 juta dari satu hektar sawit jika mereka menghasilkan 800 kilogram TBS kelapa sawit setiap kali panen dan dijual dengan harga Rp 1.500 per kilogram. Karena panen dua kali sebulan, petani dapat mengantongi Rp 28,8 juta dalam setahun. Sebenarnya, empat juta rupiah untuk pupuk masih belum digunakan.