https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Petani di Bengkulu Selatan Keluhkan Serangan Penyakit Akar Sawit

Petani di Bengkulu Selatan Keluhkan Serangan Penyakit Akar Sawit

Tanaman sawit tumbang akibat serangan penyakit akar.

Bengkulu, kabarsawit.com - Maraknya serangan penyakit akar terhadap tanaman kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Selatan sangat dikeluhkan petani.

Penyakit yang dikenal dengan nama latin Blast Disease ini disebabkan oleh dua jenis cendawan atau jamur yaitu Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.

Cendawan-cendawan ini menyerang sistem perakaran tanaman yang berada dalam tanah dan menyebabkan akar tanaman membusuk.

Dampak dari serangan penyakit ini sangat merugikan petani, terutama karena pohon kelapa sawit yang sedang masuk usia produktif malah tumbang begitu saja.

"Kami sebagai petani kelapa sawit sangat prihatin dengan kondisi tanaman yang makin hari semakin lemah. Penyakit akar yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp sangat merusak sistem perakaran tanaman. Akibatnya, banyak pohon kelapa sawit yang sudah siap panen malah tumbang dengan sendirinya sebelum masa produktifnya tiba," kata Sardi (41), salah satu petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Selatan saat berbincang dengan kabarsawit.com, kemarin.

Sardi mengaku, telah mencoba berbagai upaya untuk mengendalikan serangan penyakit ini, namun hasilnya masih belum memuaskan.

"Banyak usaha dan biaya yang telah dikeluarkan untuk pengobatan dan pencegahan, namun dampaknya belum maksimal. Kami berharap ada solusi yang lebih efektif dari pemerintah agar tanaman kami dapat terhindar dari serangan penyakit akar yang menghancurkan ini," kata Sardi.

Selain kerugian yang dialami secara finansial, serangan penyakit akar ini juga berdampak pada produktivitas perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.

 

Sebab, tanaman yang tumbang mengurangi jumlah hasil panen, mengganggu rantai pasokan, dan berpotensi menyebabkan penurunan pendapatan petani.

"Dengan banyaknya pohon kelapa sawit yang mati atau tumbang akibat serangan penyakit akar ini, kami mengalami penurunan drastis dalam produksi kelapa sawit. Hal ini tentunya sangat merugikan kami para petani, karena kita mengandalkan hasil panen sebagai sumber penghasilan utama," ujarnya.

Sementara Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi mengatakan pemerintah daerah tengah berupaya mencari solusi guna mengatasi wabah penyakit akar pada tanaman kelapa sawit tersebut.

"Kami telah melakukan penelitian intensif mengenai serangan penyakit akar yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp pada tanaman kelapa sawit. Saat ini, kami sedang mencari cara-cara efektif untuk mengendalikan penyebaran cendawan ini serta mengobati tanaman yang terinfeksi," ujar Gusnan Mulyadi.

Sebab, kata Gusnan, upaya pencegahan dan penanganan yang berkelanjutan sangatlah penting untuk mengurangi dampak dari serangan penyakit ini, dan melindungi masa depan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Selatan.

"Kami akan memberikan dukungan lebih dalam penanganan wabah ini. Bantuan teknis dan akses ke informasi terbaru mengenai pengendalian penyakit akar ini akan diberikan untuk mengatasi masalah di perkebunan sawit," tegas Gusnan.