https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Kebijakan Anti Deforestasi 2023 Banyak Minusnya, Apa Saja?

Kebijakan Anti Deforestasi 2023 Banyak Minusnya, Apa Saja?

Infografis Kebijakan Antideforestasi, foto : INews.ID

Jakarta, kabarsawit.com – Pada tanggal 19 April 2023 Parlemen Uni Eropa atau European Union (EU) telah memberlakukan kebijakan anti-deforestasi atau  European Deforestation Free. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan/menghentikan deforestasi dan emisi global dengan menempatkan minyak sawit sebagai forest risk commodity.

Kebijakan tersebut berisi peraturan bahwa minyak sawit yang dihasilkan dari deforestasi setelah tanggal 31 Desember 2020 dilarang masuk ke pasar EU. Sebaliknya, minyak sawit yang ditanam sebelum tanggal 31 Desember 2020 dapat masuk ke pasar EU jika mereka memenuhi standar due diligence yang ditetapkan oleh Uni Eropa.

EU percaya bahwa kebijakan EUDR bertujuan untuk menghentikan atau menghilangkan perdagangan komoditas/produk yang dihasilkan melalui deforestasi dan degradasi hutan. Ini diharapkan akan menekan atau bahkan menghentikan deforestasi dan degradasi hutan di seluruh dunia.

Selama ini, Uni Eropa mengimpor sekitar 7.2 juta ton minyak sawit dari produsen minyak sawit di seluruh dunia, termasuk Indonesia. EU harus mengimpor minyak sawit untuk mengimbangi kekurangan minyak nabati di dalam negeri, yang tidak dapat dipenuhi sepenuhnya dengan hanya mengandalkan produksi minyak rapeseed dalam negeri.

Berdasarkan jurnal dari Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), setelah kebijakan EUDR diterapkan, diperkirakan impor minyak sawit Uni Eropa akan berkurang. Bahkan, kegitatan impor mungkin akan berhenti dan beralih ke minyak nabati yang tidak termasuk dalam kebijakan EUDR, seperti minyak rapeseed dan minyak bunga matahari.

Antara tahun 2016 dan 2021, volume impor minyak sawit dari Uni Eropa berfluktuasi. Volume impor yang awalnya 7.68 juta ton pada tahun 2016 meningkat menjadi 7.8 juta ton pada tahun 2019, tetapi kinerja impor terus menurun hingga menjadi 6.49 juta ton pada tahun 2021.

Kebijakan RED II, yang mewajibkan EU untuk menghentikan penggunaan minyak sawit untuk biofuel secara bertahap mulai tahun 2020 hingga tahun 2030, menjadi penyebab penurunan volume impor EU pada tahun 2020. Diperkirakan volume impor EU akan turun menjadi sekitar 4 juta ton pada tahun 2030.

Dengan kata lain, kebijakan EUDR tidak akan berhasil jika tujuan mereka adalah menghentikan impor minyak sawit ke EU untuk mengurangi deforestasi global. Jika EU menghentikan impor minyak sawit, produsen minyak sawit akan dengan mudah beralih ke pasar di luar EU.