https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Honorer di Bengkulu Disarankan Beralih Jadi Pemanen Atau Pelangsir Sawit

Honorer di Bengkulu Disarankan Beralih Jadi Pemanen Atau Pelangsir Sawit

Ilustrasi-petani kelapa sawit.

Bengkulu, kabarsawit.com - Pengamat Ekonomi Bengkulu Prof Dr Kamaludin menyarankan agar honorer di instansi pemerintahan daerah itu mempertimbangkan menjadi pemetik atau pelangsir sawit.

Hal ini dikarenakan pendapatan yang dapat diperoleh dari kedua pekerjaan tersebut lebih menjanjikan daripada menjadi honorer dengan pendapatan per bulannya hanya sekitar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.

Prof Dr Kamaludin mengatakan, pemetik kelapa sawit rata-rata mampu mendapatkan penghasilan sebesar Rp 200 ribu per ton dari kelapa sawit yang dipetik.

Sementara itu, para pelangsir buah sawit dapat memperoleh penghasilan hingga Rp 300 per kilogram buah sawit yang mereka kumpulkan. Hal tersebut menunjukkan pendapatan yang bisa dihasilkan dari profesi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan seorang honorer.

"Dalam kondisi ekonomi saat ini, menjadi pemetik kelapa sawit atau pelangsir sawit dapat menjadi alternatif yang menarik bagi honorer di Bengkulu. Potensi penghasilan yang lebih tinggi dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka," ujar Kamaludin, kemarin.

Dengan adanya saran untuk beralih menjadi pemetik kelapa sawit atau pelangsir sawit, honorer di Bengkulu diberikan alternatif pekerjaan yang memiliki potensi pendapatan yang lebih menjanjikan.

Meskipun demikian, keputusan akhir tetap ada pada individu masing-masing honorer, dengan pertimbangan atas faktor-faktor seperti risiko, stabilitas, dan aspirasi karier mereka sendiri.

"Ini cuma saran, keputusan akhir tetap ada pada individu masing-masing honorer," ujarnya.

 

Meski begitu, Ia mengaku, perlu adanya pendekatan yang komprehensif dari pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan instansi terkait, untuk memberikan solusi yang tepat.

Bantuan pelatihan, dukungan finansial, dan perlindungan tenaga kerja bisa menjadi langkah awal yang membantu honorer dalam memilih jalur karier yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.

"Saya pikir pemerintah juga perlu memberikan solusi yang tepat. Bantuan pelatihan, dukungan finansial, dan perlindungan tenaga kerja bisa menjadi langkah awal yang membantu honorer," pungkasnya.

Beberapa honorer yang telah beralih profesi setuju dengan pandangan tersebut. Amiruddin seorang mantan honorer yang kini menjadi pemetik kelapa sawit, mengungkapkan kepuasannya dengan perubahan tersebut.

"Pendapatan saya sekarang jauh lebih baik daripada saat saya menjadi honorer. Selain itu, saya juga dapat mempelajari keterampilan baru yang dapat saya manfaatkan di masa depan," ungkap Amiruddin.

Namun, tidak semua honorer merasa yakin untuk mengambil langkah ini. Beberapa honorer mengkhawatirkan risiko fisik dan kesehatan yang lebih besar dalam pekerjaan sebagai pemetik kelapa sawit atau pelangsir sawit.

Selain itu, ada pula yang merasa enggan meninggalkan stabilitas pekerjaan di sektor pemerintahan meskipun dengan gaji yang rendah.