https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Pemprov Bengkulu Larang Tanam Sawit di Kawasan Hutan

Pemprov Bengkulu Larang Tanam Sawit di Kawasan Hutan

Ilustrasi - perkebunan kelapa sawit.

Bengkulu, kabarsawit.com - Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan tegas meminta agar tidak menanam sawit dalam kawasan hutan. Meski begitu, masyarakat yang tinggal disekitar kawasan hutan dapat memanfaatkan hutan melalui program perhutanan sosial.

Dalam program ini, masyarakat diberikan akses untuk mengelola hutan dan menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti durian, rambutan, alpukat, dan jengkol.

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku, tidak melarang masyarakat menanam kelapa sawit, hanya saja tanaman itu dilarang untuk ditanam dalam kawasan hutan. Sebab berdampak negatif terhadap lingkungan.

"Kawasan hutan tidaklah cocok untuk menanam tanaman kelapa sawit karena akan berdampak negatif terhadap lingkungan. Kami menghimbau kepada masyarakat agar memanfaatkan hutan melalui program perhutanan sosial yang telah kami sediakan," kata Rohidin, kemarin.

Petani rambutan di Bengkulu, Sidik mengaku senang dengan program perhutanan sosial yang digagas oleh pemerintah pusat. Karena dengan kebijakan ini, dirinya bisa menanam banyak pohon rambutan di Hutan Produksi Terbatas.

"Kami sangat senang dengan kebijakan pemerintah ini. Dengan adanya program perhutanan sosial, kami dapat mengelola tanaman rambutan dengan lebih baik dan meningkatkan pendapatan kami. Selain itu, ini juga akan membantu menjaga kelestarian alam," tutur Sidik.

Disisi lain, Ahli Lingkungan Bengkulu, Prof Andi Suryanto mengatakan, keputusan Pemerintah Provinsi Bengkulu melarang penanaman kelapa sawit di kawasan hutan adalah langkah yang bijak. Karena penanaman kelapa sawit di hutan dapat merusak keanekaragaman hayati dan berdampak negatif pada ekosistem yang ada.

"Keputusan pemerintah Provinsi Bengkulu untuk melarang penanaman kelapa sawit di kawasan hutan adalah langkah yang bijak. Penanaman kelapa sawit di hutan dapat merusak keanekaragaman hayati dan berdampak negatif pada ekosistem yang ada. Program perhutanan sosial memberikan alternatif yang berkelanjutan dan mendukung kehidupan masyarakat sekitar," ujarnya.

 

Sementara Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof Kamaludin mengatakan, perhutanan sosial selain menjaga hutan, juga memberikan peluang ekonomi kepada masyarakat sekitar. Karena tanaman seperti durian, rambutan, alpukat, dan jengkol memiliki permintaan yang tinggi di masyarakat.

"Perhutanan sosial adalah langkah yang tepat dalam menghadapi isu lingkungan saat ini. Selain menjaga ekosistem, program ini juga memberikan peluang ekonomi kepada masyarakat sekitar. Tanaman seperti durian, rambutan, alpukat, dan jengkol memiliki permintaan yang tinggi di pasaran, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," pungkasnya.