https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

AMPUH Bengkulu Tolak Pemutihan Area Perkebunan Sawit

AMPUH Bengkulu Tolak Pemutihan Area Perkebunan Sawit

Aliansi Kelompok Perempuan Pengelola Hutan (AMPUH) Bengkulu bersama Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Bengkulu, kabarsawit.com - Aliansi Kelompok Perempuan Pengelola Hutan (AMPUH) Bengkulu dengan tegas menolak upaya pemutihan kawasan hutan yang telah dijadikan area perkebunan kelapa sawit.

Menurut Ketua AMPUH, Neneng Puspita pemutihan tersebut tidak akan mampu mengembalikan fungsi asli hutan dan justru berpotensi merusak lingkungan dan keberlanjutan ekosistem.

"Kami menolak tindakan pemutihan kawasan hutan yang telah diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Pemutihan tidak akan mengembalikan fungsi hutan yang hilang akibat konversi lahan," kata Neneng Puspita, Selasa (11/7).

Neneng mengatakan, pemutihan kawasan perkebunan kelapa sawit hanya akan mengubah tampilan visual hutan, tetapi tidak mampu memperbaiki ekosistem yang telah terganggu akibat aktivitas perkebunan tersebut. Aliansi ini mengkhawatirkan dampak negatif yang mungkin terjadi, seperti penurunan keanekaragaman hayati, kerusakan tanah, dan degradasi lingkungan.

"Pemutihan hanya akan memberikan ilusi pengembalian fungsi hutan. Ekosistem yang telah rusak dan kerusakan lingkungan tidak bisa diperbaiki dengan cara ini," tegas Neneng.

AMPUH Bengkulu juga memperhatikan implikasi sosial dan ekonomi dari pemutihan kawasan perkebunan kelapa sawit. Mereka mengingatkan bahwa pemutihan dapat berdampak negatif terhadap masyarakat sekitar yang bergantung pada perkebunan tersebut sebagai sumber penghidupan mereka.

"Pemutihan kawasan perkebunan kelapa sawit akan merugikan masyarakat lokal yang hidup dari usaha tersebut. Diperlukan pendekatan yang berkelanjutan dalam mengatasi konflik antara kepentingan perkebunan dan konservasi hutan," ujarnya.

Aliansi ini menyerukan pemerintah dan pihak terkait untuk mempertimbangkan solusi alternatif yang lebih berkelanjutan, seperti peremajaan hutan, diversifikasi tanaman, dan pengembangan kegiatan ekonomi berbasis kehutanan yang ramah lingkungan.

 

"Kami mendorong pemerintah dan pihak terkait untuk mencari solusi yang lebih bijaksana dan berkelanjutan dalam mengelola kawasan hutan yang telah dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Perlindungan dan keberlanjutan ekosistem harus menjadi prioritas utama," kata Neneng.

AMPUH Bengkulu juga berkomitmen untuk terus melakukan advokasi dan kampanye guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan hutan dan lingkungan.

Mereka berharap dapat membangun dukungan yang lebih luas untuk melindungi kawasan hutan dan mempromosikan praktik-praktik yang ramah lingkungan di sektor perkebunan.

"Kami berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan kami dalam mempertahankan hutan dan membangun kesadaran akan pentingnya konservasi alam. Kami mengajak semua pihak, termasuk masyarakat dan pemangku kepentingan, untuk bergabung dan bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan," pungkasnya.