https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Petani Sawit Bisa Dapat Cuan Lewat Pola Tumpang Sari Budidaya Jahe

Petani Sawit Bisa Dapat Cuan Lewat Pola Tumpang Sari Budidaya Jahe

Ilustrasi-petani kelapa sawit. Dok.kabarsawit

Pekanbaru, kabarsawit.com - Ada banyak yang bisa dilakukan oleh petani kelapa sawit untuk menambah pundi-pundi rupiahnya. Salah satu yang paling berpotensi adalah dengan membuat pola tumpang sari pada perkebunan sawitnya.

Jahe bisa dijadikan salah satu jenis tanaman yang dianggap cocok dijadikan sebagai tanaman tumpang sari di perkebunan sawit. Jahe yang dijadikan sebagai tanaman tumpang sari di kebun sawit juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Dengan kata lain, para petani sawit tidak cuma mengandalkan hasil panen TBS kelapa sawit sebagai sumber penghasilan utama. Akan tetapi, panen jahe yang ditanam secara tumpang sari juga akan memberikan keuntungan tambahan bagi petani sawit.

Zulkarnain, salah seorang penjual bibit sekaligus petani jahe di Pekanbaru menyebutkan bahwa pola ini sangat cocok untuk dilakukan oleh petani sawit, terutama di Riau.

"Tanah di Riau lebih berkualitas bagi hasil panen umbi jahe. Rasanya lebih pedas dan ukuran umbi juga sangat besar,” kata Zulkarnain saat ditemui baru-baru ini.

Jahe sebagai tanaman tumpang sari tentunya menjadi tanaman alternatif bagi petani sawit untuk menambah pundi-pundi pendapatan.

Selama ini, petani sawit biasanya hanya mengetahui bahwa tanaman tumpang sari hanya berupa tanaman hortikultura seperti jagung, padi, semangka dan lainnya. Nah, dengan informasi ini, petani sawit bisa memanfaatkan kebun sawitnya dengan menanam jahe.

Sementara itu, Zulfikar Tambusai, petani yang telah mempraktikkannya, merincikan keuntungan budidaya jahe ini. Apakah jahae merah yang harganya memang cukup bagus dan diminati di pasaran.

 

Dia mencontohkan hanya dengan lahan seluas 10x10 meter. Lahan itu, kata dia, sudah bisa tanam sekitar 200 bibit jahe. Kalau satu polybag besar bisa menghasilkan 2 kilogram umbi jahe, maka sudah bisa panen sekitar 400 kilogram jahe merah. 

“Kan lumayan sudah hampir setengah ton. Kalau harga per kilo jahe merah sekarang Rp20.000 aja hasilnya sudah Rp8 juta,” kata dia

Oleh sebab itu, masyarakat terutama petani sawit kiranya bisa memanfaatkan lahan mereka untuk ditanam dengan tanaman-tanaman herbal seperti jahe merah. Meskipun hanya dengan pola tumpang sari.

Dia juga berkeinginan, ke depannya, tumbuh para petani-petani jahe muda. Sebab jika dilihat kualitas tanah, Riau, khususnya Pekanbaru sangat cocok untuk budidaya jahe merah. Bahkan mampu menghasilkan kualitas jahe yang baik.