Harga Sawit Saat Ini Hanya Untungkan Pengusaha, Petani Menjerit!
Bengkulu, kabarsawit.com - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir menuai kontroversi di kalangan petani sawit.
John Simamora, Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Bengkulu mengatakan, penurunan harga TBS hanya memberikan keuntungan bagi pengusaha minyak kelapa sawit mentah (CPO), sementara petani sawit tidak merasakan manfaat yang seharusnya mereka dapatkan.
John mengungkapkan kekecewaannya terhadap situasi ini, mengingat harga CPO saat ini telah mencapai Rp 10.595 per kilogram. Sementara harga TBS kelapa sawit ditingkat petani hanya mencapai Rp 1.000 hingga Rp 1.300 per kilogram.
"Penurunan harga TBS kelapa sawit ini hanya menguntungkan pengusaha CPO dan bukan petani sawit," kata John, kemarin.
Penurunan harga TBS kelapa sawit menimbulkan ketidakadilan bagi petani sawit, yang sudah bekerja keras dalam proses perawatan dan panen kelapa sawit. Meskipun harga CPO meningkat, petani tidak merasakan peningkatan pendapatan yang seharusnya mereka dapatkan.
"Hal ini menciptakan kesenjangan ekonomi antara pengusaha CPO dan petani sawit yang semakin melebar," tuturnya.
Dalam situasi ini, para petani sawit merasa dirugikan karena mereka harus menjual TBS dengan harga yang lebih rendah, sementara pengusaha CPO memperoleh keuntungan yang lebih besar. Penurunan harga TBS juga dapat mempengaruhi produktivitas petani sawit karena mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga keberlanjutan usaha mereka.
"Petani rugi, pengusaha CPO diuntungkan, tentu ini akan membuat banyak petani kesulitan membeli pupuk akibatnya produktivitas menurun,"
ujarnya.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk melindungi kepentingan petani sawit dan menjaga keadilan dalam industri ini. Dukungan dan insentif yang tepat harus diberikan kepada petani sawit untuk membantu mereka menghadapi tantangan yang dihadapi akibat penurunan harga TBS kelapa sawit.
"Pemerintah harus mencari solusi jangka panjang agar keuntungan dari industri kelapa sawit dapat dinikmati secara adil oleh semua pihak terkait. Keseimbangan antara kepentingan pengusaha CPO dan petani sawit harus dijaga agar industri ini tetap berkelanjutan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara," tutupnya.