https://www.kabarsawit.com


Copyright © kabarsawit.com
All Right Reserved.

Harga TBS Makin Merosot, Petani Sawit di Bengkulu Menjerit, Begini Kata Ahli dan Jawaban Gubernur Rohidin

Harga TBS Makin Merosot, Petani Sawit di Bengkulu Menjerit, Begini Kata Ahli dan Jawaban Gubernur Rohidin

Ilustrasi - petani kelapa sawit. Dok.kabarsawit

Bengkulu, kabarsawit.com - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tingkat pabrik di Bengkulu mengalami penurunan menjadi Rp 1.600 per kilogram. Situasi ini memperburuk kondisi petani kelapa sawit, karena harga di tingkat petani saat ini di bawah Rp 1.200 per kilogram. Para petani terpaksa menjerit di tengah ketidakpastian ekonomi yang semakin membebani mereka.

Salah satu petani sawit di Kabupaten Bengkulu Utara, Budi Santoso mengaku, penurunan harga TBS kelapa sawit yang terus berlangsung di Bengkulu sangat merugikan para petani. Apalagi mereka bergantung pada komoditas ini sebagai sumber utama penghasilan.

Menurutnya, para petani yang mengelola kebun kelapa sawit di Bengkulu Utara merasakan dampaknya secara langsung. Banyak dari mereka mengaku terdesak dengan situasi saat ini, karena biaya produksi yang tinggi dan penurunan harga yang drastis.

"Kami sudah merasa tertekan dengan biaya produksi yang terus meningkat, dan sekarang harga TBS anjlok. Kami tidak tahu bagaimana lagi mengatasi kondisi ini. Penghasilan kami semakin terpangkas, dan ini mengancam kelangsungan hidup kami," kata Budi saat berbincang dengan kabarsawit.com, kemarin.

Sementara itu, pakar ekonomi Bengkulu, Ahmad Badawi Saluy mengaitkan penurunan harga TBS kelapa sawit ini dengan faktor-faktor global dan domestik yang kompleks.

Menurutnya, permintaan minyak sawit yang menurun di pasar International, meningkatkan persaingan dari negara produsen lain, dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menjadi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap situasi ini.

"Penurunan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga terkait dengan kondisi global. Fluktuasi harga minyak sawit di pasar internasional dan meningkatnya persaingan dari produsen kelapa sawit di negara lain memainkan peran penting dalam menekan harga di tingkat lokal," ujar Ahmad.

 

Menanggapi semua itu, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku Pemprov berencana mengadakan pertemuan dengan para petani dan pelaku industri kelapa sawit guna mencari solusi bersama.

Gubernur juga memastikan pemerintah daerah berkomitmen mencari strategi yang tepat guna memulihkan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu agar lebih menguntungkan bagi petani dan menjaga keberlanjutan industri sawit.

"Dalam menjaga kelangsungan mata pencaharian para petani kelapa sawit, kami akan bertemu dengan pemerintah pusat untuk menyelesaikan masalah ini," pungkasnya.